Mitos-mitos dalam
komunikasi
Menurut Gonzales (1986) ada 20 mitos
yang terkait dengan proses komunikasi. Yang dimaksud mitos ini adalah
nilai-nilai atau kebiasaan umum yang diyakini sebagai suatu kebenaran sehingga
dijadikan sebagai dasar untuk melakukan komunikasi penyuluhan.
A. Mitos
Pada Sumber Komunikasi
1. Yang
baru adalah lebih baik
Dalam proses komunikasi penyuluhan
salah satu tugas penyuluh sebagai sumber komunikasi adalah menyampaikan
informasi tentang inovasi kepada sasaran agar sasaran mau mengadopsi inovasi
tersebut. Banyak yang mengasumsikan bahwa yang dimaksud inovasi itu adalah
semua hal yang baru. Dan yang perlu diluruskan adalah, bahwa yang dimaksud
inovasi itu bukan hanya sesuatu yang baru, tetapi sesuatu yang baru dirasakan
baru oleh sasaran, cocok dengan kondisi sasaran dan mempunyai dampak bisa
meningkatkan kualitas hidup sasaran.
2. Pendidikan
lebih baik dibanding pengalaman
Akibat dari mitos ini, petani sasaran
yang umumnya hanya berpendidikan formal rendah,
selau dinilai lebih bodoh, dan
seorang penyuluh yang mempunyai formal pendidikan yang tinggi merasa lebih tahu
dan lebih pandai, meskipun pada umumnya lebih banyak petani yang tahu tentang
usahanya, masalah yang dihadapinya, serta cara dari memecahkan masalah
tersebut. Dan akibat lain yang ditimbulkan perencanaan pembangunan yang
dimaksud untuk memcahkan masalah masyarakat setempat, seringkali tidak
memperhatikan dan mendengarkan bahsan pertimbangan yang disampaikan masyarakat.
3. Hanya
ilmuan yang melakukan penelitian
Adanya anggapan di kalangan sumber bahwa
hanya ilmuan (orang pandai) yang dapat melakukan penelitian. Akibatnya setiap
upaya pemecahan masalah atau kegiatan ke arah
perubahan (pembanguanan) selalu menunggu hasil penelitian oleh
lembaga-lembaga penelitian atau perguruan tinggi. Pengalaman menunjukkan bahwa
masyarakat juga sering melakukan penelitian trial and error dalam
kehidupannya sehari-hari yang telah berlangsung lama.
4. Peniruan
atau penjiplakan “kasus” keberhasilan
Pengalaman menunjukkan bahwa para
penyuluh seringkali hanya meniru atau menjiplak
keberhasilan yang telah diperoleh dari hasil kegiatan diam tempat yang pernah
dilakukan oleh orang lain.
B. Mitos
yang terdapat dalam pesan
1. Informasi
saja cukup untuk merangsang pembangunan
Konsekuensi dari mitos ini muncullah
juru penerang yang bertugas menyampaikan informasi tentang program pembangunan.
Praktek ini tidak cukup menjamin keberhasilan pembangunan, karena sering adanya
informasi yang belum cukup menjamin bahwa pembangunan yang direncanakan telah
berjalan dengan baik.
2. Isi
pesan sama dengan pengaruh yang diharapakan
Mitos ini bertolak dari teori
Bullet yang menerangkan bahwa pengaruh pesan tergantung dari isi pesan
yang disampaikan. Artinya, jika ingin mencapai keberhasilan pembangunan, harus
banyak menyampaikan pesan-pesan yang berisi keberhasilan pembangunan.
3. Apa
yang ditonjolkan sama dengan pengaruhnya
Mitos yang terkandung dalam unsur
pesan adalah upaya untuk menonjolkan bagian tertentu dari isi pesan yang
mengharapkan respon (tanggapan) dari masyarakat sasaran.
C. Mitos
yang terkandung dalam saluran
1. Media
yang lebih besar adalah lebih baik
Efektifitas komunikasi tidak
terletak pada “besarnya” media atau tingkat kecanggihan teknologi yang ada,
akan tetapi harus dicarikan media yang paling efektif yakni sederhana, cocok
dengan keadaan sasaran, materi dan tujuan komunikas.
2. Kampanye
untuk umum adalah kampanye media massa
D. Mitos
yang tekandung dalam sasaran
1. Pengambilan
keputusan cenderung individual
Ada suatu anggapan bahwa keputusan
yang diambil seseorang itu karena sangat tergantung oleh pertimbangannya
sendiri. Hal ini didasarkan pada teori penggunaan individu sebagai unit
analisis dalam modernisasi.
2. Masyarakat
umum sebagai sasaran yang dipilih
Berarti bahwa pembangunan akan
berhasil jika dilakukan upaya-upaya khusus pada setiap kelompok sasaran
tertentu.
3. Penerapan
awal adalah penutan yang terbaik
Dalam proses pembangunan, model
panutan yang baik seyogyanya memiliki kondisi yang tidak berbeda dengan yang
dimiliki oleh sebagian besar anggota sasaran, atau jika memungkinkan memiliki
kondisi yang relatif sama.
4. Setiap
individu menanggung kesalahannya sendiri
Dalam proses komunikasi harus tetap
terjaga jangan sampai ada seorangpun anggota sistem sosial yang ada mengalami kesulitan
atau kerugian yang diakibatkan kesalahannya sendiri dalam mengadopsi inovasi
yang ditawarkan.
5. Setiap
anggota masyarakat harus mengalami sosialisasi ke arah modernisasi
Masyarakat tidak harus diubah
(perilaku,nilai-nilai,norma, dan kepercayaannya) menjadi lebih modern, akan
tetapi yang terpenting adalah seberapa jauh mereka sadar, mau dan mampu
berpartisipasi dalam proses pencapaian tujuan penyuluhan atau pembangunan.
6. Tidak
perlu mendengarkan sasaran
Perlu diperhatikan bahwa dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan, penyuluh seyogyanya mawas diri dan bersedia
memperhatikan respon atau suara-suara yang dikemukakan masyarakat sasaran
sebagai umpan balik demi tercapainya tujuan penyuluahan atau pembangunan yang
diinginkan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi efektifitas komunikasi
Dalam rangka menyampaikan inovasi
pada proses penyuluhan, komunikasi yang efektif sangat diperlukan oleh seorang
komunikator. Terdapat beberapa prinsip dasar yang mempengaruhi keberhasilan
suatu proses komunikasi.
1. Faktor
teknis
Faktor yang bersifat kurangnya
penguasaan teknis komunikasi
2. Faktor
perilaku
Perilaku komunikan yang bersifat
pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana
yang otoriter, ketidakmampuan untuk berubah walaupun salah, sifat yang
egosentris.
3. Faktor
Situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat
komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik dan keamanan.
4. Keterbatasan
Waktu
Sering karena keterbatasan waktu
orang tidak berkomunikasi, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi
persyaratan-persyaratan komunikasi.
5. Jarak
Psychologis/status sosial
Biasanya terjadi akibat adanya
perbedaan status, yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan.
6.
Adanya
Evaluasi Terlalu Dini
Seringkali orang sudah mempunyai
prasangka, atau sudah menarik suatu kesimpulan sebelum menerima keseluruhan
informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.