TUGAS TERSTUKTUR
Mata Kuliah :
PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS
“ANATOMI RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS”
Dosen Pengampu : M. Saikhu, m
.Agr
Oleh:
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN
MALANG
2016
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “anatomi rancangan usaha agribisnis”. Terimakasih kepada bapak M. Saikhu yang telah
membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, dan tidak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini kami
berharap, makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami
menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, dengan senang
hati kami senantiasa menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Bab I pendahuluan
Latar belakang……………………………………………
Tujuan…………………………………………………..…
Bab II
tinjauan pustaka………………………………………..
Morfologi
bawang merah……………………………….
Bab III pembahasan
Budidaya
bawang merah………………………………..
Bab IV penutup…………………………………………………..
Kesimpulan…………………………………………………
Daftar pustaka…………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah merupakan salah satu
komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara
intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak
bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat
tradisional.
Pertumbuhan
produksi rata-rata bawang merah selama periode 1989-2003 adalah sebesar 3,9%
per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (3,5%) ternyata lebih banyak
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produksi bawang merah dibandingkan
dengan komponen produktivitas (0,4%). Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30
propinsi di Indonesia. Propinsi penghasil utama (luas areal panen > 1 000
hektar per tahun) bawang merah diantaranya adalah Sumatra Utara, Sumatra Barat,
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogya, Jawa Timur, Bali, NTB dan Sulawesi Selatan.
Kesembilan propinsi ini menyumbang 95,8% (Jawa memberikan kontribusi 75%) dari
produksi total bawang merah di Indonesia pada tahun 2003.Konsumsi
rata-rata bawang merah untuk tahun 2004 adalah 4,56 kg/kapita/tahun atau 0,38
kg/kapita/bulan (Dirjen Hortikultura, 2004). Estimasi permintaan domestik untuk
komoditas tersebut pada tahun 2004 mencapai 915 550 ton (konsumsi = 795 264
ton; benih, ekspor dan industri = 119 286 ton).
Profil usahatani bawang merah terutama
dicirikan oleh 80% petani yang merupakan petani kecil dengan luas lahan usaha
< 0.5 ha. Berbagai varietas bawang merah yang diusahakan petani diantaranya
adalah Kuning (Rimpeg, Berawa, Sidapurna, dan Tablet), Bangkok Warso, Bima
Timor, Bima Sawo, Bima Brebes, Engkel, Bangkok, Philippines dan Thailand.
Sementara itu, varietas bawang merah yang lebih disukai petani untuk ditanaman
pada musim kemarau adalah varietas Philippines (impor). Puncak panen bawang
merah di Indonesia terjadi hampir selama 6-7 bulan setiap tahun, dan
terkonsentrasi antara bulan Juni-Desember-Januari, sedangkan bulan kosong panen
terjadi pada bulan Pebruari-Mei dan November. Berdasarkan pengamatan tersebut,
musim tanam puncak diperkirakan terjadi pada bulan April-Oktober.
Beberapa komponen teknologi budidaya
tanaman bawang merah yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian, antara
lain: (a) tiga varietas unggul bawang merah yang sudah dilepas, yaitu varietas
Kramat-1, Kramat-2 dan Kuning, (b) budidaya bawang merah di lahan kering maupun
lahan sawah, secara monokultur atau tumpang sari/gilir, (c) komponen PHT -
budidaya tanaman sehat, pengendalian secara fisik/mekanik; pemasangan
perangkap; pengamatan secara rutin; dan penggunaan pestisida berdasarkan ambang
pengendalian, serta (d) bentuk olahan - tepung dan bubuk.
Tujuan
pengembangan agribisnis bawang merah mencakup: (a) menyediakan benih varietas
unggul bawang merah kualitas impor sebagai salah satu upaya substitusi
(pengurangan ketergantungan terhadap pasokan impor), (b) meningkatkan produksi
bawang merah rata-rata 5.24% per tahun selama periode 2005 – 2010, (c)
mengembangkan industri benih bawang merah dalam rangka menjaga kontinuitas
pasokan benih bermutu, serta (d) mengembangkan diversifikasi produk bawang
merah dalam upaya peningkatan nilai tambah.Substansi pengembangan
agribisnis bawang merah diarahkan pada (a) pengembangan ketersediaan benih
unggul, (b) pengembangan sentra produksi dan perluasan areal tanam, serta (c)
pengembangan produk olahan
Bawang merah ( Allium ascalonicum)
merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai
ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Selama ini budidaya
bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan
pada musim kemarau (April-Oktober), sehingga mengakakibatkan produksi dan
harganya berfluktuasi sepanjang tahun.
Untuk mencegah terjadinya fluktuasi
produksi dan fluktuasi harga yang sering merugikan petani, maka perlu
diupayakan budidaya yang dapat berlangsung sepanjang tahun antara lain melalui
budidaya di luar musim (off season). Dengan melakukan budidaya di luar musim
dan membatasi produksi pada saat bertanam normal sesuai dengan permintaan
pasar, diharapkan produksi dan harga bawang merah dipasar akan lebih stabil.
1.2 Tujuan
Tujuan dari peyusunan makalan ini diuraikain sebagai berikut:
1. Agar mampu menentukan company
profile unit bisnis rujukan sebagai benchmark proses.
2. Agar mampu menyusun draft
company profile unit bisnis sebagai deskripsi unit bisnis pada business
plan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi Bawang Merah – Bawang merah termasuk kedalam golongan spermatophyte, sub
golongan angiospermae, klas monocotyledonae, ordo liliflorae, dan family
amaryllidaceae. Akan tetapi beberapa ahli botani menempatkan bawang merah
kedalam family liliaceae, karena bunga dan rangkaian bunganya menyerupai bunga
lili (bunga tulip). Walaupun demikian bawang merah lebih menyerupai
amaryllis(bunga narcissus).
Daun bawang merah hanya
mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil, memanjang dan berlubang.
Bagian ujung daun bawang merah meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti
kelopak dan membengkak. Kelopak daun sebelah luar selalu melingkar menutupi
daun yang ada didalamnya.
Bunga tanaman bawang merah
termasuk bunga majemuk dan berbentuk tandan, yang bertangkai 50 sampai 200
kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil sedangkan di bagian
tengah menggembung. Bunga bawang merah merupakan bunga sempurna yang tiap
bunganya terdiri dari lima sampai enam benangsari dan satu buah putik dengan
daun bunga yang berwarna putih. Bakal buah duduk di atas membentuk bangun
segitiga hingga nampak seperti kubah. bunga dari suku Liliaceae kebanyakan
merupakan bunga banci (alomorf).
Tanaman bawang merah merupakan
tanaman semusim yang jarang diperbanyak dengan biji melainkan dengan umbinya
(bulbus). pangkal batang umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang
tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar serabut
dan di bagian atasnya yaitu diantara kelopak-kelopak daun yang membengkak
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas ini dinamakan
tunas lateral. Tunas inilah yang akan membentuk umbi lapis.
BAB. III
PEMBAHASAN
2.1 budidya tanaman bawang
|
|||||||||||||||||||||||||||
CARA BUDIDAYA
|
|||||||||||||||||||||||||||
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bawang merupakan tanaman panagan yang dibutuhkan ibu rumah tangga setiap hari oleh sebab itu prospek bisnisnya
sangat menjanjikan bagi petani bawang dengan harga yang
relatif terjangkau bagi masyarakat maka bawang
dari produksi petani ini tentunya akan laku dipasaran
DAFTAR PUSTAKA
Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713
Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713
http://ilmubiologi.com/morfologi-bawang-merah