PENGERTIAN PENELITIAN DESKRIPTIF
DAN PENELITIAN INFERENSIAL
1. PENGERTIAN
PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian
ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana
adanya dan mengungkapkan faktafakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan
interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun
menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu
spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik ataupun sosial yang di persoalkan. Di
samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin
diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya.
Hasil penelitiannya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya
dari objek yang diteliti.
Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif merupakan permasalahan dengan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Dalam
penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan variabel yang satu pada
sampel yang lain, hanya mencari hubungan variabel yang satu dengan variabel
yang lain. Contoh permasalahan deskriptif : a. Seberapa tinggi minat baca dan
lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia? b. Seberapa
besar efektivitas model pembelajaran jigsaw terhadap prestasi belajar siswa?
2. PENGERTIAN
PENELITIAN INFERENSIAL
Penelitian ini lebih mengarah kepada
pengungkapan suatu masalah, keadaan, atau kejadian dengan membuat penilaian
secara menyeluruh, meluas, dan mendalam dipandang dari segi ilmu tertentu.
Fakta yang ada tidak sekadar dilaporkan apa adanya, tetapi juga dianalisis
untuk mendapatkan suatu kesimpulan dan gagasan atau saran.
Permasalahan
Komparatif Permasalahan ini merupakan rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda pada waktu yang berbeda. Contoh : a. Adakah perbedaan prestasi
belajar antara murid dari sekolah A dan sekolah B? (variabel penelitian adalah
prestasi belajar pada dua sampel sekolah A dan sekolah B). b. Adakah perbedaan
pemahaman terhadap materi listrik antara siswa di sekolah formal dengan siswa
homeschooling?
PARADIGMA
PENYULUHAN PERTANIAN
Dalam Bukunya "Menata Kembali Penyuluhan
Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis" karya Soedijanto (2004)
Merincikan kembali paling sedikit enam butir pergeseran paradigma yang
menyangkut :
- Perubahan sasaran penyuluhan bukan hanya petani,
tetapi mencangkup para pelaku usaha adribisnis yang berbeda ada lima
subsistem yakni dari hulu smpai hilir, pedagng dan jasa penunjang.
- Perubahan tujuan penyuluhan yang mengubah perilku
petani menjadi better farming, better business, better living dan
better comunity, menjadi tujuna penyuluh menhasilkan manusia
pembelajar, manusia penemu ilmu dan teknologi menjadi petani yang mandiri
dan independent.
- sasaran penyuuhan yang tadinya pruduksi dan hasil
diubah menjadi petani yang dipandang seutuhnya (hoistik) sehinga
berubah pandangan yan tadinya sebagai objek/sasaran diubah menjadi
subjek/ pelaku.
- paradigma baru memandang penyuluh yang tadinya
sebagai alat tranfer teknologi menjadi sebuah proses pemberdayaan dan
pembelajaran dalam wujud tranformer yang berkelanjutan.
- paradigma baru penyuluhan pertanian tidak lagi
menggunakan pendekatan individual namun harus menjadi pendekatan yang
lebih efektif dan efisien, bersifat masal dengan menbangun komunitas
petani dalam wadah kelompok tani.
- paradigma penyuluhan pertaian masa kini lebih
sebagai model pendekatan akuisi atau pemberdayaan dan pengalian masalah
yang ada dari petani.
Perubahan paradigma penyuluhan pertanian seiring dengan semakin terbukannya
informasi yang berkembang serta arah kebijakan pemeritah baik tingkat pusat
atau daerah terhadap aspek terkait. perubahan tersebet termasuk analisis
situasional serta dampak dari pelbagai penerapan kebijakan publik serta
kebijakan penerapan dimasa lalu yang memiiki pengaruh besar terhadap petani dan
penyuluh.
Pergeseran dan memberikan pemahaman pada masyarakat
tani ini membutukan upaya yang sunguh-sunguh setelah meraka begitu
dimanjakan dengan segala adadan tersedia dan hanya melakukan apa yang dinginkan
berubah menjadi penafsiran dan pengalian masalah mereka untuk kemudian
dipecakahan merupkan hal baru bagi mereka. massa lalu penyuluh dianggap sebagai
Bangkir yang saat datang menberikan bantuan untuk kegiatan pertaniannya..
hingga saat ini buda tersebut masih melekat. perubahan ini yang dirasa berat
oleh penyuluh saat ini, belum lagi permaslahan biirokrasi yang terkang
muncul dan mempersulit gerak penyuluh.