Senin, 16 Juli 2018



PENGERTIAN PENELITIAN DESKRIPTIF DAN PENELITIAN INFERENSIAL

1.    PENGERTIAN PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan faktafakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik ataupun sosial yang di persoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.
     Permasalahan Deskriptif Permasalahan deskriptif merupakan permasalahan dengan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan variabel yang satu pada sampel yang lain, hanya mencari hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contoh permasalahan deskriptif : a. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia? b. Seberapa besar efektivitas model pembelajaran jigsaw terhadap prestasi belajar siswa?

2.    PENGERTIAN PENELITIAN INFERENSIAL
Penelitian ini lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah, keadaan, atau kejadian dengan membuat penilaian secara menyeluruh, meluas, dan mendalam dipandang dari segi ilmu tertentu. Fakta yang ada tidak sekadar dilaporkan apa adanya, tetapi juga dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dan gagasan atau saran.
Permasalahan Komparatif Permasalahan ini merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda pada waktu yang berbeda. Contoh : a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah A dan sekolah B? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel sekolah A dan sekolah B). b. Adakah perbedaan pemahaman terhadap materi listrik antara siswa di sekolah formal dengan siswa homeschooling?

PARADIGMA PENYULUHAN PERTANIAN
Dalam Bukunya "Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis" karya  Soedijanto (2004) Merincikan kembali paling sedikit enam butir pergeseran paradigma yang menyangkut :
  1. Perubahan sasaran penyuluhan bukan hanya petani, tetapi mencangkup para pelaku usaha adribisnis yang berbeda ada lima subsistem yakni dari hulu smpai hilir, pedagng dan jasa penunjang.
  2. Perubahan tujuan penyuluhan yang mengubah perilku petani menjadi better farming, better business, better living dan better comunity, menjadi tujuna penyuluh menhasilkan manusia pembelajar, manusia penemu ilmu dan teknologi menjadi petani yang mandiri dan independent.
  3. sasaran penyuuhan yang tadinya pruduksi dan hasil diubah menjadi petani yang dipandang seutuhnya (hoistik) sehinga berubah pandangan  yan tadinya sebagai objek/sasaran diubah menjadi subjek/ pelaku.
  4. paradigma baru memandang penyuluh yang tadinya sebagai alat tranfer teknologi menjadi sebuah proses pemberdayaan dan pembelajaran dalam wujud tranformer yang berkelanjutan.
  5. paradigma baru penyuluhan pertanian tidak lagi menggunakan pendekatan individual namun harus menjadi pendekatan yang lebih efektif dan efisien, bersifat masal dengan menbangun komunitas petani dalam wadah kelompok tani.
  6. paradigma penyuluhan pertaian masa kini lebih sebagai model pendekatan akuisi atau pemberdayaan dan pengalian masalah yang ada dari petani.
     Perubahan paradigma penyuluhan pertanian seiring dengan semakin terbukannya informasi yang berkembang serta arah kebijakan pemeritah baik tingkat pusat atau daerah terhadap aspek terkait. perubahan tersebet termasuk analisis situasional serta dampak dari pelbagai penerapan kebijakan publik serta kebijakan penerapan dimasa lalu yang memiiki pengaruh besar terhadap petani dan penyuluh.  
        Pergeseran dan memberikan pemahaman pada masyarakat tani ini membutukan upaya yang sunguh-sunguh setelah meraka begitu  dimanjakan dengan segala adadan tersedia dan hanya melakukan apa yang dinginkan berubah menjadi penafsiran dan pengalian masalah mereka untuk kemudian dipecakahan merupkan hal baru bagi mereka. massa lalu penyuluh dianggap sebagai Bangkir yang saat datang menberikan bantuan untuk kegiatan pertaniannya.. hingga saat ini buda tersebut masih melekat. perubahan ini yang dirasa berat oleh penyuluh saat ini, belum lagi permaslahan biirokrasi  yang terkang muncul dan mempersulit gerak penyuluh.